Social Icons

Rabu, 19 Februari 2014

SEJARAH SINGKAT HARI IBU

 
Gema Sumpah Pemuda dan alunan Lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah Semanag 
para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk memperstukan diri dalam satu kesatuan yang mandiri. Pada saat itu
sebagian besar perkumpulan kaum perempuan masih merupkan bagian dari organisasipemuda pergerakan bangsa yang berdiri sendiri-sendiri.
     Selanjutnya atas prakarsa Wanito Utomo, Wanita Taman Siswa dan PutriIndonesia, pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogjakarta. Salah satu keputusannya adalah dibentuknya stu otganisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkumpulan Perempoean Indonesia (PPPI).
     Melalui PPPI tersebut terjalinlah kesatuan semangat juan kaum perempuan untuk secara bersamaa-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan berjuang bersamaa-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.
     Pada tahun 1929, menjadi Perikatan Perkoempoelan Isteri Indonesia (PPII).Pada tshun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di jakarta. Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama perempuan Indonesia sebagai IBU BANGSA, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya. Pada tahun 1938 Kongres Perempoean Indoneia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.  Selanjutnya dikukuhkan oleh pemerintah dan dengan keputusan Presiden nomor 316 Tahun 1959 tanggal 15 Desember ditetapkan bahwa Hari Ibu  tanggal 22 Desember, merupakan Hari Nasional dan bukan Hari Libur. Tahun 1946 Badan ini Badan ini menjadi Kongres Wanita indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.
     Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut dikemudian hari dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempoean Indonesia. Berbeda dengan makna "Mother's Day", yang dirayakan di manca negara. Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga bangsa perempuan secara menyeluruh baik sebagai ibu dan isteru maupun sebagai warga negara , warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagi pejuang dalam merebut, menegakkan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional. Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh bangsa Indonesiat teruta- ma generasi muda, akan makna Hari Ibu sebagai Hari Kebangkitan, serta persatuan dan kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan dan perjuangan bangsaUntuk itu perlu diwarisi api semangat juang guna senantiasa mempertebal tekat untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
     Semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam Lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga Melati dengan kuntumnya yang menggambarkanb:
1. Kasih sayang kodrati antara Ibu dan Anak
2. Kesucian, kekuatan dan pengorbanan Ibu
3. Katamaran perempuan Indonesia untuk menggalang kesatuan dan prsatuan serta  
   keiikhlasan berdharmabakti dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
     Semboyan pada Lambang Hari Ibu "Merdeka Melaksanakan Dharma" bahwa tercapainya persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki merupakan kemitra harmonis yang perlu diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi kebutuhan, kemajuan dan kedamaian bagi bangsa Indonesia.

     Akhirnya setiap perempuan atau ibu mempunyai pilihan, apakah dia akan menjadi seorang pejabat tinggi, seorang guru atau dosen, seorang pengusaha,  atau anggota DPR bahkan seorang bangkir. Sewaktu dia memilih bagi yang punya kesempatan jangan lupa peran ibu sebagai pendidik pertama dan utama anak-anaknya bersama suami atau bapak anak-anaknya. Karenaibu adalah pembentuk generasi. Penting menjaga citra Ibu, jangan menjadi koruptor....

S E L A M A T  H A R I  I B U, 22 DESEMBER

1 komentar:

 
.